Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah sekolah yang menempatkan pelajar untuk mempersiapkan dunia kewirausahaan. Para siswa SMK diberi bekal mengenai hal-hal yang menjurus ke pekerjaan yang dicita-citakannya nanti. Disini, para siswa ditonjolkan dalam kegiatan praktek ketimbang teori, karena mereka memang dipersiapkan untuk menghadapi dunia kerja. Berbeda dengan SMA yang memiliki jurusan IPA dan IPS, SMK memiliki jurusannya tersendiri. Seperti tata boga, perhotelan, pariwisata, pemasaran, teknik, dan lain sebagainya yang menunjang para siswa untuk masuk ke dunia usaha. Di SMA, peserta didik mempelajari dasar-dasar ilmu pengetahuan untuk menjadi ahli dalam bidang ilmu pengetahuan. Sementara di SMK, para siswa dididik untuk menjadi pribadi yang ahli dalam bidang kewirausahaan, seperti menjadi chef, mekanik, guide dan ahli boga.
Belajar Tata Boga pada hakekatnya adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh peserta didik yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada dirinya sendiri dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan sikap berkenaan dengan Tata Boga. Pengetahuan Tata boga meliput pengetahuan tentang menu, resep masakan , resep kue,bahan makanan pokok, bahan makanan tambahan,bumbu masak, tehnik memasak, menyajikan hidangan dan mengemas makanan. Keterampilan Tata bogamulai dari membersihkan, menyiangi, memotong dan iris mengiris dengan berbagai macam alat pemotong atau pisau sesuai dengan pengolahan selanjutnya, melumatkan bumbu ; selanjutnya keterampilan menyiapkan alat memasak sesuai dengan fungsinya dalam mengolah makanan dengan memperhatikan jenis tehnik memasak, apakah untuk merebus, menggoreng,mengetim. Keterampilan menyajikan makanan atau hidangan, dilakukan dengan memperhatikan jumlah jenis dan kondisi hidangan untuk siap dikonsumsi Hidangan atau kue yang siap dibawa untuk hadiah atau oleh-oleh ataupun untuk dijual sebagai produk usaha. diperlukan keterampilan mengemas makanan
seperti memperhatikan kebersihan, di samping ketelitian dalam memilih makanan, mengolah bahan makanan; cermat dan teliti dalam mempersiapkan alat dan bahan makanan, mengolah dan menyajikan makanan, kreatif dalam mengolah menyajikan hidangan yang menarik selera.Belajar tata boga untuk seni memasak dan tata hidang dapat memberikan nilai tambah baik dalam memberikan kepuasan dalam menikmatan suatu hidangan yang disajikan.Belajar Tata boga berkaitan dengan makan, yaitu makan yang sopan untuk diri sendiri dan orang lain dengan memperhatikan norma setempat sebagai makhluk sosial dan berbudaya, juga memperhatikan norma agama yaitu makanan yang halal, toyib dan barokah Belajar masak memasak sebagai suatu keterampilan yang lebih cepat dan efisien dilakukan dengan praktek untuk menghasilkan suatu keterampilan ,kejuruan ataupun sebagai kemahiran dalam membuat produk makanan.Produk makanan yang ditampilkan menarik dan menggugah selera makan sebagai media pembelajaran dapat menstimulasi dan memfasilitasi peserta didik dalam belajar makanan.Gagne dalam teorinya mengenai belajar, menggambarkan tahapan-tahapan belajar mulai dari yang sederhana ke yang lebih kompleks.Belajar Tata boga dengan memperhatikan delapan jenjang kegiatan belajar menurut Gagne, yaitu : 1.Belajar signal dalam Pendidikan Tata boga, diawali dari belajar tentang kegiatan makan atau produk makanan yang baik dengan memperhatikan contoh gerak gerik perilaku cara menyuap , memperhatikan ciri ciri sifat,merk atau label dari kemasan bahan atau produk makanan yang berkualitas .
2.Belajar mereaksi perangsang melalui penguatan dalam Tata boga ,misalnya peserta didik diberi tugas menyajikan makanan dengan baik dan menarik, setelah diberi pengarahan prinsip-prinsip cara menyajikan makanan
3.Belajar membentuk rangkaian yang melahirkan respon tertentu dalam jalinan inter aksi pada Tata boga, misalnya peserta didik dapat mencampur macam-macam bumbu untuk menghasilkan rasa tertentu setelah mendapat penjelasan resep masakan.
4.Belajar asosiasi verbal dalam Tata boga , misalnya menyebutkan beberapa jenis sayuran yang dapat dijadikan lalab mentah.setelah memahami syarat
sayuran yang dapat digunakan untuk lalab mentah
5.Belajar membedakan dalam Tata boga , misalnya membedakan tepung terigu dengan tepung tapioca, membedakan menggoreng dengan menumis
6.Belajar konsep sebagai kebulatan respon dari stimulus-stimulus pada tata boga. misalnya pengertian menu sehat seimbang yaitu menu yang terdiri dari hidangan nasi, sayuran, lauk pauk, buah-buahan dan susu dan banyaknya hidangan memenuhi zat yang diperlukan tubuh manusia.
7.Belajar prinsip dalam Tata boga, misalnya prinsip sanitasi hygiene dalam mengolah makanan dalam menghindari kerusakan atau keracunan akibat ketidak hati-hatian , ketidak telitian atau kesalahan dalam mengolah
8.Belajar memecah masalah dalam Tata boga misalnya mengolah makanan yang harganya dapat dijangkau masyarakat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar